Kamis, 22 Desember 2011

materi ips - teori para tokoh

Teori – Teori Besar Para Tokoh
Max weber
Menurut max weber, kehidupan modern ditandai oleh melemahnya pola- pola kehidupan tradisional and berkembangnya rasionalitas. Masyarakat modern lebih menggunakan perhitungan-perhitungan rasional tentang cara yang paling efektif and efisien untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, masyarakat modern lebih percaya pada perhitungan rasional, yang masuk akal dari pada percaya pada nasib atau campur tangan ilahi. Salah satu contoh dari sistem-sistem rasional itu adalah munculnya birokasi and institusi-institusi masyarakat, akan tetapi walaupun masyarakat modern menciptakan banyak kemudahan di dalam kehidupan, menurut weber, masyarakat modern tidak mampu memberikan jawaban atas pertanyaan fundamental tentang makna dan tujuan kehidupan manusia. Dalam hal ini, agama walaupun sering dipandang kurang rasional masih mempunyai arti bagi kehidupan manusia, karena agama dapat memberikan makna dan arti kehidupan bagi manusia. Kalau durkheim mencemaskan bahwa masyarakat modern akan semakin jatuh ke dalam anomie, maka max weber mencemaskan bahwa rasionalisasi khususnya dalam organisasi- organisasi formal, akan menciptakan dehumanisasi ketika manusia semakin banyak diatur oleh organisasi birokratis yang impersonal.
August Comte
Comte membagi sosiologi menjadi dua macam social dinamik dan social statis. Sosiologiu merupakan social dinamik yang digambarkan dengan teori yang menggambarkan kemajuan dan perkembangan masyarakat manusia. Comte menggambarkan bahwa sejarah umat manusia pada dasarnya merupakan ditentukan oeh pertumbuhan dari pemikiran manusia dan ilmu social merupakan haruslah merupakan hukum tentang perkembangan intelegensi manusia. Perkembangan pemikiran manusia menurut comte terbagi menjadi tiga macam teologi kerangka berfikirnya dalam tingkat pemikirannya menganggap bahwa setiap gejala terjadi dan bergerak berada dibawa pengaruh supra natural, metafisik dengan kerangka berfikir abstrak; menganggap bahwa alam semesta dan segala isi diatur adanya gerak perubahan oleh hukum–hukum alam, dan ilmiah dengan kerangka berfikir positivisktik yang beranggapan gejala alam dan isinya dapat dipahami dan diterangkan oleh kenyataan-kenyataan objektif/positif.
Herbert Spencer
Menurut spencer bahwa objek dari ilmu social hubungan timbal balik dari unsure-unsur masyarakat seperti pengaruh norma-norma tas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga politik dan lembaga keagamaan. Unsure dalam masyarakat memiliki hubugan yang tetap dan harmonis dan merupakan suatu integrasi. (soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar). Spencer memiliki kepercayaan bahwa manusia bersifat merdeka, dan setiap individu dengan bebas menggunakan adatnya, serta kebebasan itu harus tetap dijaga agar tidak dapat mengganggu kebebasan yang lain. Ia juga menjelsakan tentang pentingnya lembaga social dalam membentuk karakter individu, dan hubungan manusia dengan masyarakat merupakan proses dua jalur. Dimana individu mempengaruhi masyarakat dan masyarakat mempengaruhi individu. Spencer dalam memandang masyarakat mengunakan teori evolusi dari evolusi universal berubah menjadi evolusi homogen tidak menentu menjadi evolusi hetrogen dan menentu. Masyarakat menurutnya perkembangannya dari sederhana, menuju kompleks dan terspesialisasi. Ia dalam memandang masyrakat menggunakan analogi organisme sebagaimana dalam ilmu biologi. Secara sederhana menurut spencer bahwa masyarakat dibentuk oleh individu.
Emile Durkheim
Durkheim membedakan masyarakat atas dua, yakni masyarakat dengan solidaritas mekanik, yaitu masyarakat yang ditandai oleh ikatan social yang didasarkan pada persepsi bahwa mereka adalah sama dan memiliki rasa kebersamaan yang kuat. Dalam masyarakat ini, orang sering terlibat dalam kegiatan bersama dan menghayati pola hidup dan kebudayaan yang sama. Masyarakat jenis ini terjadi pada masyarakat pra-industri. Norma-norma dan nilai-nilai di dalam kehidupan bersama dihayati dan dipegang serta dipelihara oleh tiap-tiap anggota. Dan kesatuan pada anggota-anggota masyarakat semacam ini lebih bersifat mekanik dan otomatis. Kedua masyarakat dengan solidaritas organik, yaitu masyarakat yang ditandai oleh sikap saling ketergantungan antara orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan yang terspesialisasi. Dengan kata lain, pembagian kerja di dalam masyarakat industri menyebabkan individu-individu yang terlibat hanya dalam salah satu kegiatan dan kebutuhan pada bidang lain dikerjakan oleh kelompok spesialisasi lainnya. Misalnya, buruh pabrik sepeda motor bergantung pada orang lain yang memenuhi kebutuhan pangan dan sandang mereka. Menurut Durkheim, ketergantungan timbal balik secara ekonomis menyebabkan setiap orang membutuhkan satu sama lain, tetapi sebatas ketergantungan secara ekonomis saja, mereka bisa berbeda pendapat soal moralitas dan kepercayaan. Dan mereka menganut pola hidup dan kebudayaan yang bertentangan satu sama lain dan ketergantungan secara ekonomis ini bisa berbahaya karena norma-norma dan nilai-nilai hidup bersama tidak jalan dan sangat lemah dan orang kehilangan orientasi atau arah di dalam kehidupan keadaan semacam ini disebut Durkheim sebagai keadaan Anomie. Anomie yaitu suatu keadaan di mana norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat menjadi sangat lemah sehingga orang kehilangan orientasi dan pegangan hidup. Keadaan terburuk ini dapat membuat orang melakukan bunuh diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar